Pages

Freelance Jobs

Monday, May 3, 2010

Resensi: Legiun Arab nan Eksotis


Judul: Brigade Arab Hitler
Penulis: N Hidayat dan F Julian
Penerbit: Nilia Pustaka
Tahun Terbit: 2009
Tebal: iv + 64 halaman
Kategori: Sejarah/Perang

Pemaparan yang cukup menarik mengenai strategi dan intrik politik yang terjadi di Timur Tengah pada masa Perang Dunia I dan II dikupas oleh penulis buku ini. Seperti kita ketahui, Timur Tengah merupakan salah satu wilayah yang menjadi target kolonialisme bangsa-bangsa sejak berabad-abad. Mengapa wilayah ini menjadi rebutan bagi berbagai bangsa? Hal ini karena letak geografis Timur Tengah yang menghubungkan Benua Eropa, Asia, dan Afrika membuat wilayah itu sebagai kawasan strategis bagi kekuatan-kekuatan besar.

Di awal buku, kita akan disuguhi sejarah bangsa-bangsa yang berusaha menguasai Timur Tengah. Pada masa-masa awal munculnya agama Islam, kawasan ini identik dengan sebutan Tanah Arab. Namun, sejak abad ke-18, kawasan ini dikuasai oleh berbagai bangsa, yaitu wilayah barat dikuasai oleh bangsa Inggris, Prancis, dan Italia. Adapun, wilayah lainnya dikuasai oleh Kesultanan Turki Ottoman.

Pada saat berkobarnya Perang Dunia I, wilayah ini justru dikuasai dan dipecah belah ke dalam wilayah pengaruh Inggris dan Prancis dan juga terancam oleh kaum Zionis yang akan mendirikan negara Israel di Palestina.

Lalu, mengapa orang Arab bersekutu dengan orang Jerman? Hal ini karena sikap permusuhan Jerman Nazi terhadap Inggris, Prancis, dan kaum Yahudi, seperti yang tertuang dalam Mein Kampf-nya Adolf Hitler, sama halnya dengan sikap bangsa Arab.

Kerja sama yang terjalin antara Jerman dan orang Arab tidak terlepas dari peran Mufti Besar Jerusalem, Haji Amin el-Husseini. Bisa dikatakan bahwa 50 persen dari isi buku ini membahas mengenai seluk-beluk dan tindak tanduknya di dunia politik.

Haji Amin juga memiliki peranan besar dalam pembentukan formasi-formasi militer Arab yang bertugas di bawah kendali pihak Poros. Namun, kesukaran Nazi untuk merekrut orang Arab dalam jumlah yang memadai, membuat legiun Arab Hitler boleh dibilang bersifat simbolis belaka dan hanya memiliki nilai militer yang minim.

Selain itu, buku ini juga membahas, antara lain Perang Irak yang pertama melawan Sekutu, terungkapnya kegiatan spionase yang dilakukan mantan Presiden Mesir Anwar Sadat sebagai mata-mata Hitler, dan berbagai fakta bahwa bangsa Arab tidak pernah bersatu. [Yohanes Agustono]

(Diambil dari review Suara Pembaruan, 24 Mei 2009)

No comments:

Post a Comment